Episode “Oprah Winfrey Show” edisi 7 Mei 2006, memuat kesaksian seorang pria yang diminta tinggal pada sebuah keluarga Muslim di AS. Awalnya benci pada Islam (islamo phobia), pengalamannya sebulan tinggal dan berpenam
pilan
seperti seorang Muslim, telah mengubah persepsinya lebih baik tentang
Islam. Nah, yang menarik, suatu hari ia pulang ke rumah dan mendapati
nyonya rumah di dapur. Semula ia ingin mengobrol, namun nyonya rumah
menolak dan berkata bahwa aturan Islam melarang bicara antara pria dan
wanita tanpa orang ketiga. “Mula-mula saya anggap itu aturan gila”,
tutur pria itu pada Oprah. Namun sejurus kemudian ia melanjutkan, “Tapi
saya pikir-pikir kemudian,, aturan sederhana macam itulah yang bisa
menyelamatkan Amerika dari sex abuse, affairs dan aborsi..”
Begitulah, saat banyak yang mengaku muslim di sini merasa ajaran Islam yang mengatur pergaulan pria dan wanita sebagai hal yang ‘kuno, terbelakang serta mengekang kebebasan’, seorang non Muslim di AS justru mampu melihat indahnya ajaran Islam yang sederhana itu. Daftar ironi semacam ini bisa semakin panjang. Namun dapat disimpulkan bahwa keindahan Islam itu banyak yang terhalangi oleh kebodohan dan bahkan kemalasan kita menelisik agama Allah yang agung ini. Ungkapan “al-Islamu mahjubun bil-muslimin”, cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri, sejatinya benar sekali.
Agaknya, kita perlu membiasakan diri melihat segala aspek ajaran dienul Islam ini secara utuh dan disertai dengan wawasan mendalam, agar sisi-sisi keindahan al islam itu, muncul terang benderang.
Begitulah, saat banyak yang mengaku muslim di sini merasa ajaran Islam yang mengatur pergaulan pria dan wanita sebagai hal yang ‘kuno, terbelakang serta mengekang kebebasan’, seorang non Muslim di AS justru mampu melihat indahnya ajaran Islam yang sederhana itu. Daftar ironi semacam ini bisa semakin panjang. Namun dapat disimpulkan bahwa keindahan Islam itu banyak yang terhalangi oleh kebodohan dan bahkan kemalasan kita menelisik agama Allah yang agung ini. Ungkapan “al-Islamu mahjubun bil-muslimin”, cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri, sejatinya benar sekali.
Agaknya, kita perlu membiasakan diri melihat segala aspek ajaran dienul Islam ini secara utuh dan disertai dengan wawasan mendalam, agar sisi-sisi keindahan al islam itu, muncul terang benderang.


